Nokia diyakini juga akan masuk ke arena tablet. Namun hal ini bisa jadi akan dilakukan tanpa Microsoft, rekanannya untuk smartphone.
Demikian kabar yang dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (22/3/2011). Kabar ini datang dari sumber-sumber dekat Nokia yang tak disebutkan namanya. Nokia disebutkan masih mempertimbangkan sistem operasdi apa yang akan digunakan pada tablet mereka. Termasuk, apakah akan menggunakan MeeGo.
MeeGo adalah platform yang dikembangkan Nokia bersama dengan Intel. Ini merupakan penerus dari proyek Maemo, sebuah platform berbasis Linux yang dikembangkan Nokia.
Perusahaan asal Finlandia itu nampak berhati-hati memasuki pasar tablet.
Apalagi pesaingnya, seperti Samsung, Motorola atau HTC, sudah asyik bermain di sana.
Di sisi lain, Microsoft sebenarnya sedang menyiapkan platform mereka untuk tablet. Namun hal ini baru akan muncul pada versi Windows berikutnya yang saat ini masih dirujuk sebagai Windows 8.
Nokia dan Microsoft saat ini menjalin rekanan untuk ponsel cerdas berbasis Windows Phone 7. Platform tersebut memang tidak dirancang Microsoft untuk digunakan pada tablet.
Telkomsel: Ponsel Murah Hambat Teknologi 4G
Ponsel atau smartphone murah hanya menyediakan konektivitas GPRS untuk layanan data.
VIVAnews - Banyaknya ponsel dan ‘smartphone’ murah di pasar Indonesia memiliki dampak positif sekaligus negatif. Positifnya, ponsel kini semakin menjangkau masyarakat terpencil atau yang memiliki dana terbatas namun membutuhkan perangkat komunikasi.
Dampak negatifnya, seperti diungkapkan Sarwoto Atmosutarno, Direktur Utama Telkomsel, pada keterangannya, 3 Oktober 2010 adalah fitur yang terpaksa dipangkas pada perangkat tersebut. Khususnya fitur konektivitas data.
“Agar terjangkau, ponsel ekonomis tidak menyediakan dukungan terhadap 3G atau HSDPA dan hanya menyediakan fasilitas GPRS untuk data,” kata Sarwoto. “Padahal, dari sisi jaringan, operator sudah dalam tahap untuk beralih ke layanan konektivitas berkecepatan tinggi,” ucapnya.
Kembali membanjirnya ponsel dan smartphone GPRS, kata Sarwoto, membuat operator perlu berinvestasi kembali, untuk menjaga layanan GPRS mereka tetap dapat dinikmati penggunanya dengan baik. “Padahal, buat operator, menggelar layanan 2G lebih mahal dibandingkan dengan layanan 3G,” ucap Sarwoto.
Ini membuat teknologi terbaru, seperti teknologi 4G LTE masih belum akan digunakan di Indonesia dalam waktu dekat.
Meski demikian, Sarwoto memprediksi, tren penggunaan perangkat 2G akan segera digantikan dengan perangkat yang dilengkapi dengan konektivitas data yang lebih tinggi. “Kemungkinan, teknologi seperti 4G LTE baru akan hadir di Indonesia pada 4 sampai 5 tahun ke depan,” ucapnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment